Talent gap merupakan masalah besar (dan sering kali memakan banyak biaya) bagi banyak perusahaan.
Ketika karyawan tidak memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan agar tetap bersaing kompetitif, para pekerja dan perusahaan itu sendiri sedang berjuang untuk memenuhi tuntutan operasional dan merencanakan masa depan.
Tapi sayangnya talent gap, tidak bisa menutup dengan sendirinya.
Perusahaan dan karyawan perlu bekerja sama untuk mengidentifikasi akar masalah muncul, skill yang dibutuhkan, dan bagaimana talent yang tepat bisa memiliki skill tersebut, baik melalui sourcing talent yang tepat atau berinvestasi terhadap tim yang ada.
Ketika kesenjangan ini terus dibiarkan dan semakin membesar, kerugian biaya akan terus menghantui hingga dekade berikutnya.
Jika hal ini terjadi, apa langkah yang harus dilakukan?
Setidaknya ada lima langkah yang dapat dilakukan untuk menutup talent gap di perusahaan.
Apa itu Talent Gap?
Talent Gap adalah kesenjangan antara bakat, skill, atau kompetensi saat ini dan bakat, skill, atau kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Hal ini kerap kali terjadi karena kemajuan teknologi begitu cepat, sulit bagi karyawan untuk menyesuaikannya—terutama ketika karyawan tidak secara aktif berusaha.
Read: Strategi Menyusun Kompensasi & Tunjangan Karyawan
Cara Menutup Talent Gap
Rasanya tidak realistis untuk mengharapkan semua karyawan mengikuti semua perubahan dalam waktu singkat.
Bahkan, hal ini bisa sangat membuang waktu dan uang.
Melatih karyawan baru itu mahal, dan jika keterampilan atau kompetensi baru tidak relevan dengan career path dan peran orang itu di perusahaan, mengajari mereka sesuatu yang baru tidak akan membuat perusahaan semakin dekat untuk menutup kesenjangan.
Sebaliknya, perlu strategi cara melatih karyawan. Dengan begitu perusahaan dapat menutup talent gap dengan cara yang efisien.
Berikut caranya:
1. Lakukan analisis talent gap
Mungkin Anda sudah tahu letak kekurangan tim saat ini atau mungkin sudah menyadari ada masalah, namun tidak bisa menebaknya.
Either way, tempat terbaik untuk memulai adalah dengan analisis talent gap (atau kadang-kadang disebut sebagai skill gap analysis).
Skills gap analysis mengevaluasi posisi tim saat ini dalam kaitannya dengan tujuan perusahaan.
Dari hasil analisis tersebut, dapat dilihat skill apa yang sudah dimiliki dan di mana bisa ditingkatkan.
Mengetahui kompetensi sangat penting untuk membangun jembatan dalam mengatasi talent gap. Jika hanya berdasarkan tebakan semata, Anda hanya akan membuang-buang waktu dan resource.
2. Tinjau kembali strategi dan proses rekrutmen
Jika terlihat kesenjangan yang sangat besar, strategi dan proses rekrutmen mungkin perlu ditinjau ulang.
Perusahaan mungkin memiliki sistem yang menghambat talent dengan keterampilan yang tepat untuk dipekerjakan, atau selama ini mencari kompetensi yang salah.
Di sisi lain, tim mungkin memahami keahlian yang dibutuhkan, tetapi tidak mengukurnya secara akurat dalam proses perekrutan, atau bisa terlalu mengandalkan pengalaman masa lalu saat memilih talent.
Jika pola ini berlanjut, perusahaan tidak akan pernah memiliki orang yang tepat di tim.
3. Bangun program pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan
Mempekerjakan karyawan baru tidak selalu jawaban terbaik untuk menutup talent gap.
Faktanya, melatih ulang dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada saat ini dapat menghemat waktu dan biaya, dan menciptakan loyalitas yang lebih kuat dengan tim.
Karyawan yang ada harus ingin terus mengembangkan keterampilan mereka.
Perusahaan dapat melatih kembali atau meningkatkan keterampilan tim melalui online course, bersekolah kembali, pelatihan internal, atau bahkan hanya mencari resource gratis secara online. Ada banyak pilihan yang tersedia, terlepas dari budget atau ukuran perusahaan.
Read: Panduan Evaluasi Kinerja Karyawan + FREE Template Employee Feedback
4. Menerapkan program mentoring
Program mentoring dapat membantu karyawan yang lebih berpengalaman berbagi pengetahuan dengan beberapa anggota tim yang lebih muda atau kurang berkualitas.
Adanya program mentoring membuat pembelajaran tetap konsisten, sehingga setiap orang selalu berkembang.
Banyak perusahaan memperkenalkan program mentoring ketika karyawan baru baru saja bergabung.
5. Fokus pada mobilitas internal
Di samping program pelatihan dan peningkatan keterampilan, perusahaan perlu memprioritaskan mobilitas internal.
Meskipun menawarkan kursus dan program mentoring adalah cara yang bagus untuk membantu tim mempelajari sesuatu yang baru, jika tidak ada career path yang jelas untuk promosi, perusahaan mungkin hanya melatih tim untuk pindah ke tempat lain.
Jika anggota tim mengambil inisiatif untuk mempelajari sesuatu yang baru, beri mereka penghargaan.
Tawarkan promosi jika berlaku, atau cukup hargai kerja keras mereka jika mereka belum siap untuk level berikutnya.
Read: Strategi Optimasi Sistem Payroll Perusahaan Skala Kecil
Kesimpulan
Jika ingin menutup talent gap, perusahaan harus identifikasi terlebih dahulu letak kesenjangannya. Tetapi hanya mengetahui skill apa yang mungkin kurang dari tim tidak cukup.
Ambil langkah strategis dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja Anda dan mengembangkan karyawan saat ini.
Dengan menggabungkan sumber dan perekrutan yang efektif dengan pembelajaran, pelatihan ulang, dan peningkatan keterampilan, tenaga kerja Anda yang ada akan membantu Anda menutup kesenjangan bakat di organisasi Anda.