Bekerja di bidang ritel seringkali lebih sulit dari yang diharapkan, khususnya sebagai HR. HR profesional di industri ritel harus sangat fleksibel dan cepat berpikir karena HR memiliki begitu banyak hal yang harus dikelola dan diawasi.
Teknologi modern dapat menjadi alat yang ideal untuk mengatasi tantangan strategis yang ada dalam industri ritel.
Produktivitas adalah salah satu faktor paling krusial dalam menentukan kemajuan di industri ritel; HR Management berfokus pada pengukuran produktivitas untuk menentukan daya saing dengan ritel lainnya.
Saat ini, bisnis ritel terus berkembang, oleh karena itu, mengevaluasi produktivitas menjadi hal penting bagi para HR profesional dalam menentukan kebutuhan perusahaan mereka.
HR ritel melibatkan recruiting, selecting, training, compensating, dan pengawasan tim yang sesuai dengan struktur dan strategi perusahaan ritel.
Melalui artikel ini, kami akan mengupas tantangan yang dihadapi dan bagaimana cara menghadapinya untuk mencapai hasil yang sukses.
Peran HR di Industri Ritel
Industri ritel adalah industri yang cepat dan penuh persaingan, oleh karena itu praktik HR fokus pada pemecahan masalah yang dibawa oleh sektor ini.
Ketidakpastian ekonomi, masalah staffing, dan biaya turnover karyawan yang tinggi merupakan beberapa tantangan terbesar bagi tim HR dalam industri ritel.
Tanpa praktik manajemen HR, industri ritel konvensional tidak akan mampu mengatasi hambatan strategis yang dihadapi pada abad ke-21 ini.
Fokus utama para profesional sumber daya manusia dalam industri ritel adalah membantu karyawan melayani pelanggan perusahaan dengan lebih baik.
Bagi para profesional HR, hal ini berarti memiliki jumlah talent yang tepat, mengembangkan strategi untuk menarik talent, dan memastikan bahwa talent tersebut dilatih, terlibat, dan tetap bertahan melalui kebijakan dan proses yang menempatkan karyawan sebagai pusat dalam budaya yang berorientasi pada pelanggan.
Pada akhirnya, employee experience akan berdampak pada customer experience.
Pentingnya Peran HR di Industri Ritel
Ritel tidak akan lepas dari pelanggan. Konsep ini melekat dalam setiap aspek dan peran dalam industri ritel, dan HR tidak terkecuali.
Contoh perusahaan manufaktur: mereka membutuhkan modal yang intensif, artinya mereka memerlukan investasi yang lebih besar untuk mesin dan peralatan guna mengelola barang dagangan.
Di sisi lain, perusahaan ritel membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga memerlukan karyawan yang terlatih secara lebih intensif untuk pengembangan.
Departemen HR yang buruk akan mengakibatkan konflik antar karyawan, pelatihan yang tidak memadai, dan lingkungan kerja yang tidak menguntungkan.
Di sisi lain, HR dapat menetapkan tone pengalaman pelanggan dengan maintain tim karyawan yang service-oriented, terlatih, dan engaged. Berikut ini adalah tiga hal yang dibentuk oleh HR untuk industri ritel:
Customer Experience. Ketika seorang pelanggan berbelanja untuk produk atau layanan, pengalaman yang mereka alami akan seringkali menentukan tidak hanya apakah mereka membeli tetapi juga apakah mereka akan kembali untuk membeli lagi. Karyawan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan seringkali menentukan pengalaman tersebut.
Culture. Menciptakan proses dan kebijakan yang mendukung karyawan untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan minim hambatan akan mendorong karyawan untuk menciptakan lingkungan di mana customer experience dioptimalkan.
Kemampuan. Membangun tim yang cepat dan mampu melayani kebutuhan pelanggan melalui pelatihan soft skill (komunikasi, pelayanan pelanggan, penyelesaian konflik, pembinaan) dan hard skill (sistem sales, sistem inventory, metrik financial, merchandising).
Perbedaan Manajemen HR di Industri Ritel
Karena tantangan strategis yang unik, perusahaan ritel membutuhkan keterampilan HR seperti kemampuan bekerja dalam lingkungan yang fast-paced dan mampu mengelola recruitment dalam volume besar.
HR profesional di bidang ritel harus sangat fleksibel dan berpikir cepat untuk dapat mengikuti perubahan industri yang cepat & ketat ini.
Tugas HR dalam Industri Ritel
Sama seperti pada industri lainnya, HR memainkan peran penting dalam merekrut, mempersiapkan, dan melatih karyawan baru, namun tugas mereka tidak hanya sebatas itu. Mari kita lihat beberapa tanggung jawab HR dalam industri ritel.
Tugas HR di Industri Ritel 1: Hiring and Onboarding
HR bertanggung jawab dalam hiring dan onboarding karyawan baru. Ini merupakan waktu yang krusial dalam siklus kehidupan karyawan. Kandidat & onboarding experiences memiliki dampak jangka panjang terhadap engagement dan produktivitas karyawan.
Karena sulitnya recruitment di industri ritel, HR mungkin harus menggunakan pendekatan berbeda dari biasanya. Saat mengevaluasi calon karyawan, perhatikan sikap dan kemauan mereka untuk belajar. Seringkali, karyawan terbaik adalah mereka yang memiliki sedikit pengalaman dan belajar seiring berjalannya waktu. Membangun employer brand juga merupakan cara yang baik untuk menemukan talent yang lebih baik – ketika orang-orang antusias terhadap brand, mereka juga lebih antusias menjadi bagian dari tim.
Tugas HR meliputi:
- Tracking turnover untuk menentukan kebutuhan recruitment
- Mengiklankan lowongan pekerjaan di job portal dan career page perusahaan
- Screening kandidat
- Melakukan wawancara
- Mengirim surat offering dan rejection
- Membuat proses onboarding yang terstruktur
- Training karyawan baru
Tugas HR di Industri Ritel 2: Training
Di industri ritel, ada banyak jenis pelatihan yang harus dilakukan. Mulai dari management, tim yang bekerja di toko, hingga tim gudang semuanya perlu mendapat pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan mereka.
Karena tingkat turnover karyawan yang tinggi di industri ritel, mungkin menarik untuk sepenuhnya fokus pada hiring karyawan baru dan mengabaikan pelatihan karyawan yang sudah ada—namun jangan melakukannya!
Menawarkan pelatihan yang tepat akan membantu karyawan menjalankan tanggung jawab pekerjaan mereka dengan lebih efektif, memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis.
Tugas HR meliputi:
- Mengetahui kebutuhan pelatihan perusahaan
- Mencatat pelatihan apa yang telah diterima oleh setiap karyawan
- Melakukan pelatihan keamanan kerja
Tugas HR di Industri Ritel 3: Compensation & Benefits
Bagian penting dari HR di industri ritel adalah menentukan berapa banyak upah yang diberikan kepada pekerja dan benefit apa yang akan mereka terima. Selain benefit inti seperti asuransi kesehatan, banyak ritel menawarkan benefit tambahan, seperti jadwal kerja yang fleksibel.
Peran HR meliputi:
- Benchmarking untuk menentukan upah yang adil untuk setiap peran
- Membantu menyusun strategi kompensasi dan paket benefit
- Mengelola perubahan benefit selama periode pendaftaran terbuka
- Menjalankan payroll
- Memastikan karyawan dibayar dengan akurat dan tepat waktu
Tugas HR di Industri Ritel 4: Kebijakan & Compliance
HR bertanggung jawab dalam menciptakan dan menegakkan kebijakan, serta menjaga compliance perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan.
Kebijakan di tempat kerja adalah salah satu alat yang dapat digunakan oleh HR untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, yang pada akhirnya akan meningkatkan engagement dan retensi karyawan.
Tugas HR meliputi:
- Menyusun kebijakan perusahaan, termasuk kebijakan tentang pelecehan, intimidasi, dan diskriminasi
- Menambahkan kebijakan ke employee handbook dan memperbaruinya jika diperlukan
- Memastikan bahwa karyawan setuju untuk mengikuti panduan yang tertera dalam buku pegawai
- Memastikan bahwa kebijakan diikuti oleh karyawan
Tugas HR di Industri Ritel 5: Employee Relations
Dalam industri ritel, HR bertindak sebagai penghubung antara pengusaha dan karyawan.
Tugas mereka adalah memastikan bahwa perusahaan berkembang, tetapi juga bahwa karyawan memiliki pengalaman yang baik.
Beberapa hambatan utama dalam hubungan karyawan yang baik adalah karir yang stagnan, hingga kinerja rendah.
Dengan menangani situasi ini dengan taktis, HR dapat menyelesaikan banyak masalah yang jika tidak akan menjadi lebih serius.
Tugas HR meliputi:
- Menyelesaikan konflik di tempat kerja
- Melatih manajer tentang best practice manajemen kinerja
- Memastikan bahwa karyawan secara rutin mendapatkan feedback dalam 1-on-1 meeting dan/atau review kinerja
- Menggunakan recognition and rewards untuk meningkatkan engagement karyawan
Tugas HR di Industri Ritel 6: Scheduling
Jumlah pelanggan di toko dapat berbeda-beda tiap bulannya, hal ini dapat membuat sulit mengetahui berapa banyak karyawan yang dibutuhkan pada setiap waktu tertentu.
HR bertanggung jawab untuk membuat jadwal yang memperhatikan kebutuhan karyawan sambil memastikan ada cukup pekerja untuk menjaga operasional tetap berjalan lancar.
Untuk melakukannya, Anda perlu melacak data dari waktu ke waktu, menganalisisnya untuk menentukan pola, dan membuat jadwal berdasarkan pola tersebut.
Tugas HR meliputi:
- Menentukan berapa banyak karyawan seasonal yang akan dipekerjakan selama high season
- Membuat sistem yang memungkinkan karyawan untuk menukar jadwal jika mereka tidak dapat bekerja pada waktu yang telah ditetapkan
- Memberikan jadwal yang fleksibel untuk membantu mencapai work-life-balance
Tantangan HR di Industri Ritel
Industri ritel adalah industri yang cepat, berhadapan langsung dengan pelanggan, dan selalu berubah.
Sifat ritel itu sendiri menimbulkan tantangan yang signifikan bagi para HR profesional. Beberapa tantangan khusus yang dihadapi oleh para pemimpin HR di industri ritel.
Mengelola Tenaga Kerja Seasonal
Banyak peritel mengalami “seasonal” dalam penjualan mereka. Misalnya, umumnya terjadi peningkatan penjualan selama tiga bulan sebelum Natal yang diikuti dengan penurunan tajam dalam sales. Sebagai hasilnya, banyak pengusaha memilih untuk merekrut pekerja “sementara” atau “musiman”.
Mengikutsertakan dan memperoleh kinerja terbaik dari karyawan yang tahu mereka hanya bekerja selama tiga bulan akan sangat berbeda dengan merekrut karyawan full time.
Banyak karyawan dapat dipekerjakan part-time dan bekerja pada shift sore-malam. Buatlah cara untuk terhubung dengan karyawan yang mungkin tidak Anda temui secara teratur melalui teknologi (atau mungkin catatan tertulis) untuk memastikan mereka baik-baik saja dan dihargai.
Retention dan Tingginya Turnover
Employee turnover adalah jumlah penghentian kerja dibagi dengan jumlah rata-rata karyawan selama periode waktu tertentu. Toko ritel dapat mengalami tingkat pergantian lebih dari 100% dalam setahun ketika pekerja part-time dan seasonal merupakan bagian signifikan dari tenaga kerja.
Pergantian karyawan mahal karena berarti perlu merekrut, mempekerjakan, mempersiapkan, dan melatih karyawan baru dari awal lagi.
Mengelola Tenaga Kerja yang Sering Tanpa Pengalaman
Pekerjaan di bidang ritel sering tidak membutuhkan pengalaman yang banyak. Bahkan seringkali tidak ada persyaratan pengalaman.
Ritel seringkali menjadi pekerjaan pertama bagi seorang karyawan. Hal ini menambah kompleksitas tertentu dalam peran profesional HR dalam hal pengenalan karyawan baru.
Anda akan bertanggung jawab untuk mengajarkan perilaku yang diharapkan di tempat kerja kepada karyawan (bagaimana tampil tepat waktu, berpakaian rapi, menyapa pelanggan atau menjawab telepon) yang melampaui tugas-tugas yang terkait langsung dengan pekerjaan yang mereka dipekerjakan untuk melakukannya.
Pencurian
“Shrinkage” adalah istilah yang digunakan oleh para retailer untuk pencurian. Pencurian dapat terjadi baik secara internal maupun eksternal. Jenis pencurian meliputi penipuan pengembalian barang, pencurian oleh karyawan, dan kesalahan administrasi.
Keamanan
Keamanan adalah tanggung jawab semua orang. Peran HR adalah memastikan bahwa hal ini dibahas sebagai bagian dari pengenalan karyawan baru dan bahwa kebijakan dan praktik untuk menjaga lingkungan kerja yang aman ditegakkan setiap saat.
Banyak karyawan ritel memiliki persyaratan angkatan dan sering bergerak lebih banyak dibandingkan dengan karyawan di bidang pekerjaan lainnya, sehingga peluang terjadinya cedera di ritel cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas kantor atau administratif.
Kegagalan dalam mengelola keamanan di tempat kerja dapat menyebabkan gugatan kompensasi pekerja yang mahal dan, yang lebih buruk, cedera pribadi yang serius.
Waktu yang Tepat untuk Hire HR Profesional untuk Bisnis Anda
Ketika bisnis kecil Anda mendekati 50 karyawan, adalah waktu yang tepat untuk mempekerjakan seorang profesional HR. Tentu saja, mempekerjakan HR profesional lebih awal juga tidak akan merugikan!
Profesional HR terampil dalam merekrut dan mempertahankan karyawan, membentuk budaya perusahaan, dan memastikan Anda tetap mematuhi peraturan—secara singkat, HR memiliki potensi untuk membuat bisnis menjadi jauh lebih baik.
Abhitech Dapat Membantu Menyederhanakan Proses HR Anda
Pemilik bisnis kecil seringkali memiliki banyak peran, dan tugas administratif dapat mengambil alih. Abhitech adalah layanan HR all-in-one yang menyederhanakan proses HR dengan mengotomatisasi tugas-tugas administratif. Dengan fitur onboarding digital, pelacakan waktu, direktori karyawan, dan lainnya, Abhitech menghemat waktu dan uang bagi bisnis kecil. Abhitech juga menawarkan solusi untuk perekrutan dan penggajian.
Layanan HR Abhitech dirancang dengan mempertimbangkan perusahaan ritel, dapat membantu para pemimpin HR di perusahaan ritel mengatasi tantangan dan memastikan pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana teknologi HR dapat membantu perusahaan manufaktur, hubungi tim kami.